Halo para pengemar cerpen
(cerita pendek), kini penulis hadir kembali menghampiri para pecinta cerpen dimana
pun berada. Setelah dua pekan lamanya cerpen “panggil aku adikmu” di share ke
blog ini, saatnya kita kembali menyimak kelanjutan dari kisah perjalanan
kehidupan Faisal yang penuh drama, terutama konflik yang terjadi dengan seorang
teman yang juga sekaligus ia anggap sebagai seorang abang kandungnya sendiri.
Setelah kejadian itu, dimana membuat hubungan pertemanan dan
persaudaraan Faisal dan Arie menjadi renggang, karena Arie sempat menaruh rasa
curiga kepada Faisal, hal ini disebabkan Arie sempat membaca tulisan yang ada
dilaptop milik Faisal yang mana ia sedang menulis sebuah buku tentang
hubungannya dengan Arie, walaupun kejadian itu terjadi tanpa disengaja ia
lakukan. Dimana ketika itu Arie sempat berkunjung kerumah Faisal dan tanpa
sengaja sempat mengotak-atik laptop milik Faisal dan tanpa sengaja Arie melihat
sebuah tulisan yang menceritakan kejadian dan nama yang sama dengannya, dan
setelah beberapa alenia yang ia baca, ternyata sesuatu yang sangat mengejutkan
baginya terjadi, karena setiap kejadian selalu sama dengan kejadian yang pernah
ia alami bersama Faisal. Dan hal ini membuat Arie merasa telah dipermainkan
atau diperalat untuk sebuah tulisan yang sedang Faisal kerjakan. Dan ia merasa
ketulusan yang selama ini Faisal ucapkan padanya tentang nilai persaudaraan
yang sering terdengar dari bibir Faisal adalah sebuah kepalsuan belaka.
Dan tidak lama kemudian, Faisal datang dan menghampiri Arie
yang sedang membaca tulisan yang telah dibuat oleh Faisal, namun dengan cekatan
tangan Arie langsung menutup file yang berisikan cerita tersebut.
“Waahh sibuk amat
kayaknya, lagi baca apa sih bang?” Tanya
Faisal
“Ngak, Cuma lihat file dan
foto-foto dilaptop kamu aja” tegas Arie
Secara
cepat Arie menutup file yang sedang ia baca, dan berharap tanpa membuat Faisal
curiga dimana ia telah membaca karya tulisan tanpa seizin pemiliknya. Dan tidak
lama kemudian Arie pun berpamitan kepada Faisal dengan alasan sudah ada janji
dengan seseorang, namun sesungguhnya alasan utamanya adalah menghindar dari
Faisal setelah membaca tulisan yang ada dilaptop Faisal tersebut. Dan dalam
hatinya sudah bercampur sebuah perasaan yang berkecamuk, ada rasa kecurigaan yang
terus membayangi Arie terhadap sikap tertutup yang ada dalam diri Faisal.
Apalagi cerita yang ia baca itu benar-benar ia alami dan kejadiannya juga sama
persis seperti yang pernah ia alami, dan Arie benar-benar merasa telah
diperalat untuk sebuah kepentingan pribadi Faisal. Dan Disepanjang perjalanan,
Arie selalu bertanya dalam dirinya, sebenarnya apa yang telah Faisal
sembunyikan kepada dirinya, dan ia pun sempat berpikir apakah Faisal layak
untuk dipercayai kembali atas apa yang telah ia lakukan pada dirinya yang
dijadikan sebagai objek tulisannya.
Setelah beberapa minggu lamanya Faisal dan Arie tidak lagi ada
berkomunikasi, hal ini bukan dikarenakan kejadian yang beberapa waktu lalu yang
pernah dialami oleh Arie, namun semua ini lebih pada kesibukan dari keduanya.
Dimana Faisal sedang sibuk menyiapkan laporan bulanan dan juga begitu sebaliknya
yang terjadi kepada Arie. Dan pada suatu ketika tanpa berpikir panjang, Faisal
langsung mengirimkan sebuah pesan melalui black berry, dan menanyakan kabar
dari Arie yang hampir satu minggu lamanya mereka tidak berkomunikasi. Dan
setelah mendapat pesan melalui black berry dari Faisal, ada rasa enggan untuk
membalas pesan tersebut, entahlah begitu besar kecurigaan yang dirasakan oleh
Arie sehingga mampu mengalahkan logikanya dan tanpa mau mendengarkan penjelasan
sedikit pun dari Faisal terlebih dahulu.
Melihat
tidak adanya respon dari Arie, kemudian Faisal mencoba menghubungi Arie melalui
telephone selulernya dan setelah beberapa kali mencoba untuk menghubungi Arie,
kemudian barulah Faisal bisa berkomunikasi secara langsung melalui telephone
seluler. Dan percakapan itu tidak lagi sehangat biasanya, dan Arie seakan
dingin menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan oleh Faisal padanya. Sungguh
hal ini membuat Faisal merasa ada sesuatu yang berbeda dari seseorang yang
telah ia anggap sebagai seorang abang ini. karena pada waktu itu, Faisal
berusaha untuk mengajak bertemu karena ia ingin sekali meminta pendapat dari
Arie yang selama ini selalu menjadi tolak ukurnya untuk mengambil sebuah
keputusan. Namun berkat respon yang dingin yang dirasakan Faisal membuatnya
bertanya-tanya dalam hati, apa yang telah ia perbuat sehingga teman yang juga
telah ia anggap sebagai abang ini tidak lagi begitu respon terhadap apa yang
terjadi pada dirinya.
“Kok aku merasa abang
sekarang sedikit berubah?” Tanya Faisal
“Ngak ada yang berubah
kok, biasa saja” tegas Arie
“Tapi kok aku merasa abang
begitu dingin sekali menanggapi setiap pertanyaan yang aku lontarkan”? Tanya Faisal kembali
“Aaahh itu perasaan Faisal
aja, ngak ada yang berubah dari abang, semua seperti biasa aja” mungkin karena
lagi sibuk jadi tidak bisa kasih solusi yang kongkrit atas permasalah yang
sedang kamu hadapi, hanya itu saja?” tegas
Arie kembali
“Mungkin abang benar, ini
hanya perasaan aku saja, dan apalagi sekarang benar-benar merasa pada posisi
yang sangat sulit dalam pekerjaan aku saat ini”
“Sebaiknya kamu tidak usah
terburu-buru dalam mengambil keputusan, Karena bisa saja itu tidak baik
untukmu”
“Iya, mungkin abang ada
benarnya, terima kasih atas sarannya”
“Sama-sama”
Setelah
percakapan itu, komunikasi diantara mereka tidak lagi se intens seperti
sebelumnya. Dan perlahan-lahan mulai disadari oleh Faisal, namun setiap ia
berusaha untuk mencari tahu akar permasalahannya, selalu saja tidak pernah
menemukan sebuah titik terang atas perubahan sikap yang terjadi pada Arie
padanya.
Hampir
dua bulan lamanya Faisal tidak lagi berkomunikasi dengan Arie, hal ini dikarena
kontak black berry milik Arie tak lagi aktif seperti biasanya. Hal ini justru
membuat Faisal sangat merasa kehilangan, seakan ada sesuatu yang hilang dalam
dirinya, karena selama ini sosok Arie telah ia anggap mampu menggantikan sosok
abang yang selama ini telah hilang dalam kehidupannya dan merupakan sosok yang
benar-benar ia cari selama ini. tanda tanya besar terus saja terlontar dalam
benak Faisal, akan perubahan sikap yang terjadi pada Arie terhadapnya, seakan
tanpa ada alasan yang jelas Arie telah menjauhinya, dan semua seakan tanpa ada
jawaban.
Dan
pada hari itu tepat pada hari sabtu, pukul 16.05 wib, Faisal memberanikan diri
untuk datang kerumah Arie. Dan berharap mendapatkan sebuah penjelasan yang
pasti akan perubahan sikap yang terjadi pada dirinya. Dengan mengendarai sepeda
motor berwarna merah metalik, Faisal menuju kediaman Arie, dan terlihat dari
kejauhan pintu pagar kediaman Arie terbuka lebar, sehingga Faisal langsung saja
memarkirkan kendaraannya kedalam halaman rumah Arie tersebut. Dan tanpa
berpikir panjang, Faisal langsung mencoba mengetuk pintu rumah sambil
mengucapkan salam, dan suatu kejutan sekali bagi Faisal, dimana orang yang
membukakan pintu rumah itu adalah sosok seseorang yang ingin ia temui dan
dimintai penjelasan.
“Faisal, kamu..??”
“Kenapa, Abang heran aku
bisa kerumah?” tanya Faisal
“Ngak kok, kenapa tidak
beritahu terlebih dahulu jika mau kerumah?”
“Emang aku ngak boleh main
kerumah abang”
“Bukan begitu, cuma kaget
saja”
“Jadi aku tidak
dipersilakan masuk ini??”
“Silakan masuk” tegas Arie
Sungguh
sesuatu yang sangat tidak disangka-sangka oleh Arie akan kedatangan Faisal
kerumahnya, dan kebetulan sekali dirumah itu ia hanya tinggal sendiri, karena
keluarga besarnya sedang pergi keluar kota. Dan setelah mempersilakan Faisal
masuk kerumahnya, Faisal langsung berusaha bertanya kepada Arie akan perubahan
sikap yang seakan menghindar darinya selama ini. tentu saja dengan cepat Arie
mejawab bahwa semua itu tidak seperti yang dipikirkan oleh Faisal, walaupun
jauh dalam lubuk hatinya berkata “ia masuh ragu akan ketulusan yang selama ini
Faisal ucapkan menganggap bahwasanya dirinya sebagai abang angkatnya, karena
setelah membaca karya tulis yang telah di buat Faisal beberapa waktu yang lalu.
Dan
setelah melihat kesungguhan dari Faisal yang sangat merasa kehilangan setelah
putusnya komunikasi diantara mereka, sehingga pada akhirnya Arie memberanikan
diri untuk mengatakan alasannya telah menjauh dari Faisal yaitu setelah membaca
tulisan yang telah dibuat oleh Faisal, dan ia merasa telah dimanfaatkan untuk
sebuah kepentingan pribadi bagi Faisal yaitu berupa karya tulis.
“Jadi itu alasan kenapa
abang menjauhi ku?” tanya Faisal
“Iya, abang rasa itu cukup
kuat untuk membuktikan ketidaktulusan dari setiap apa yang telah kamu ucapkan
selama ini dan jangan-jangan semua ini sengaja kamu ciptakan demi suksesnya
tulisan atau novel kamu?”
“Maafin aku bang, jujur
aku memang telah membuat tulisan atau novel itu dan abang sebagai objeknya,
tapi itu awalnya, dan setelah aku terlalu jauh merasakan bukan lagi sekedar
tokoh yang sedang aku mainkan, tapi lebih dari itu. Dimana aku merasa abang
adalah sosok yang selama ini hilang dalam hidup ku. ”
“Aaahh sudahlah ini
benar-benar buat abang tambah bingung, seperti abang tidak mengenal kamu lagi
dan bukan Faisal yang abang kenal selama ini, dimana orangnya baik, tulus,
pintar, dan pantang menyerah. Sekarang yang ada dalam pikiran abang hanyalah
sebuah kebohongan yang sengaja kamu ciptakan demi mendapatkan hasil novel yang
kamu inginkan. Bukankah itu termasuk kejahatan, dengan memanfaatkan orang lain
demi kepentingan diri sendiri”
“Sekali lagi Faisal
benar-benar minta maaf sama abang, dan sesungguhnya aku tidak bermaksud merusak
hubungan persaudaraan kita”
“Hubungan persaudaraan
kata kamu??, mana ada hubungan persaudaraan lahir dari sebuah kebohongan
apalagi hanya dimanfaatkan sebagai objek tulisan kamu”
“Aku sadar telah salah
sama abang, tapi kasih aku kesempatan untuk memperbaikinya, dan aku juga telah
menyesal melakukan ini. Apalagi aku merasa ini bukan lagi suatu peran yang
sedang dimainkan, melainkan perasaan kasih sayang pada seorang adik terhadap
abangnya atau hubungan persaudaraan”
Mendengar
penjelasan Faisal yang begitu panjang lebar membuat hati Arie luluh dan
memaafkan atas sikap dan perbuatan yang telah dilakukan Faisal terhadapnya,
namun dibalik itu sesungguhnya Arie seakan telah melihat kembali ketulusan yang
terucap dari bibir Faisal dan telah mengakui kesalahannya. Dan pada akhirnya
hubungan kakak adik itu kembali seperti semula, bahkan sudah selayaknya saudara
kandung, hanya perbedaannya mereka tak terikat oleh aliran darah yang sama,
namun ikatan persaudaraan itu terjalin atas nama kejujuran dan ketulusan yang
memang lahir dari hati yang paling dalam.
Sekian……
0 komentar:
Posting Komentar