RSS
Jurnal Pribadi Muhammad Syafi'i

Sambungan cerpen "panggil aku adik mu"



Halo para pengemar cerpen (cerita pendek), kini penulis hadir kembali menghampiri para pecinta cerpen dimana pun berada. Setelah dua pekan lamanya cerpen “panggil aku adikmu” di share ke blog ini, saatnya kita kembali menyimak kelanjutan dari kisah perjalanan kehidupan Faisal yang penuh drama, terutama konflik yang terjadi dengan seorang teman yang juga sekaligus ia anggap sebagai seorang abang kandungnya sendiri.
       Setelah kejadian itu, dimana membuat hubungan pertemanan dan persaudaraan Faisal dan Arie menjadi renggang, karena Arie sempat menaruh rasa curiga kepada Faisal, hal ini disebabkan Arie sempat membaca tulisan yang ada dilaptop milik Faisal yang mana ia sedang menulis sebuah buku tentang hubungannya dengan Arie, walaupun kejadian itu terjadi tanpa disengaja ia lakukan. Dimana ketika itu Arie sempat berkunjung kerumah Faisal dan tanpa sengaja sempat mengotak-atik laptop milik Faisal dan tanpa sengaja Arie melihat sebuah tulisan yang menceritakan kejadian dan nama yang sama dengannya, dan setelah beberapa alenia yang ia baca, ternyata sesuatu yang sangat mengejutkan baginya terjadi, karena setiap kejadian selalu sama dengan kejadian yang pernah ia alami bersama Faisal. Dan hal ini membuat Arie merasa telah dipermainkan atau diperalat untuk sebuah tulisan yang sedang Faisal kerjakan. Dan ia merasa ketulusan yang selama ini Faisal ucapkan padanya tentang nilai persaudaraan yang sering terdengar dari bibir Faisal adalah sebuah kepalsuan belaka.
       Dan tidak lama kemudian, Faisal datang dan menghampiri Arie yang sedang membaca tulisan yang telah dibuat oleh Faisal, namun dengan cekatan tangan Arie langsung menutup file yang berisikan cerita tersebut.
“Waahh sibuk amat kayaknya, lagi baca apa sih bang?” Tanya Faisal
“Ngak, Cuma lihat file dan foto-foto dilaptop kamu aja” tegas Arie
Secara cepat Arie menutup file yang sedang ia baca, dan berharap tanpa membuat Faisal curiga dimana ia telah membaca karya tulisan tanpa seizin pemiliknya. Dan tidak lama kemudian Arie pun berpamitan kepada Faisal dengan alasan sudah ada janji dengan seseorang, namun sesungguhnya alasan utamanya adalah menghindar dari Faisal setelah membaca tulisan yang ada dilaptop Faisal tersebut. Dan dalam hatinya sudah bercampur sebuah perasaan yang berkecamuk, ada rasa kecurigaan yang terus membayangi Arie terhadap sikap tertutup yang ada dalam diri Faisal. Apalagi cerita yang ia baca itu benar-benar ia alami dan kejadiannya juga sama persis seperti yang pernah ia alami, dan Arie benar-benar merasa telah diperalat untuk sebuah kepentingan pribadi Faisal. Dan Disepanjang perjalanan, Arie selalu bertanya dalam dirinya, sebenarnya apa yang telah Faisal sembunyikan kepada dirinya, dan ia pun sempat berpikir apakah Faisal layak untuk dipercayai kembali atas apa yang telah ia lakukan pada dirinya yang dijadikan sebagai objek tulisannya.
       Setelah beberapa minggu lamanya Faisal dan Arie tidak lagi ada berkomunikasi, hal ini bukan dikarenakan kejadian yang beberapa waktu lalu yang pernah dialami oleh Arie, namun semua ini lebih pada kesibukan dari keduanya. Dimana Faisal sedang sibuk menyiapkan laporan bulanan dan juga begitu sebaliknya yang terjadi kepada Arie. Dan pada suatu ketika tanpa berpikir panjang, Faisal langsung mengirimkan sebuah pesan melalui black berry, dan menanyakan kabar dari Arie yang hampir satu minggu lamanya mereka tidak berkomunikasi. Dan setelah mendapat pesan melalui black berry dari Faisal, ada rasa enggan untuk membalas pesan tersebut, entahlah begitu besar kecurigaan yang dirasakan oleh Arie sehingga mampu mengalahkan logikanya dan tanpa mau mendengarkan penjelasan sedikit pun dari Faisal terlebih dahulu.
Melihat tidak adanya respon dari Arie, kemudian Faisal mencoba menghubungi Arie melalui telephone selulernya dan setelah beberapa kali mencoba untuk menghubungi Arie, kemudian barulah Faisal bisa berkomunikasi secara langsung melalui telephone seluler. Dan percakapan itu tidak lagi sehangat biasanya, dan Arie seakan dingin menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan oleh Faisal padanya. Sungguh hal ini membuat Faisal merasa ada sesuatu yang berbeda dari seseorang yang telah ia anggap sebagai seorang abang ini. karena pada waktu itu, Faisal berusaha untuk mengajak bertemu karena ia ingin sekali meminta pendapat dari Arie yang selama ini selalu menjadi tolak ukurnya untuk mengambil sebuah keputusan. Namun berkat respon yang dingin yang dirasakan Faisal membuatnya bertanya-tanya dalam hati, apa yang telah ia perbuat sehingga teman yang juga telah ia anggap sebagai abang ini tidak lagi begitu respon terhadap apa yang terjadi pada dirinya.
“Kok aku merasa abang sekarang sedikit berubah?” Tanya Faisal
“Ngak ada yang berubah kok, biasa saja” tegas Arie
“Tapi kok aku merasa abang begitu dingin sekali menanggapi setiap pertanyaan yang aku lontarkan”? Tanya Faisal kembali 
“Aaahh itu perasaan Faisal aja, ngak ada yang berubah dari abang, semua seperti biasa aja” mungkin karena lagi sibuk jadi tidak bisa kasih solusi yang kongkrit atas permasalah yang sedang kamu hadapi, hanya itu saja?” tegas Arie kembali
“Mungkin abang benar, ini hanya perasaan aku saja, dan apalagi sekarang benar-benar merasa pada posisi yang sangat sulit dalam pekerjaan aku saat ini”
“Sebaiknya kamu tidak usah terburu-buru dalam mengambil keputusan, Karena bisa saja itu tidak baik untukmu”
“Iya, mungkin abang ada benarnya, terima kasih atas sarannya”
“Sama-sama”
Setelah percakapan itu, komunikasi diantara mereka tidak lagi se intens seperti sebelumnya. Dan perlahan-lahan mulai disadari oleh Faisal, namun setiap ia berusaha untuk mencari tahu akar permasalahannya, selalu saja tidak pernah menemukan sebuah titik terang atas perubahan sikap yang terjadi pada Arie padanya.
Hampir dua bulan lamanya Faisal tidak lagi berkomunikasi dengan Arie, hal ini dikarena kontak black berry milik Arie tak lagi aktif seperti biasanya. Hal ini justru membuat Faisal sangat merasa kehilangan, seakan ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, karena selama ini sosok Arie telah ia anggap mampu menggantikan sosok abang yang selama ini telah hilang dalam kehidupannya dan merupakan sosok yang benar-benar ia cari selama ini. tanda tanya besar terus saja terlontar dalam benak Faisal, akan perubahan sikap yang terjadi pada Arie terhadapnya, seakan tanpa ada alasan yang jelas Arie telah menjauhinya, dan semua seakan tanpa ada jawaban.
Dan pada hari itu tepat pada hari sabtu, pukul 16.05 wib, Faisal memberanikan diri untuk datang kerumah Arie. Dan berharap mendapatkan sebuah penjelasan yang pasti akan perubahan sikap yang terjadi pada dirinya. Dengan mengendarai sepeda motor berwarna merah metalik, Faisal menuju kediaman Arie, dan terlihat dari kejauhan pintu pagar kediaman Arie terbuka lebar, sehingga Faisal langsung saja memarkirkan kendaraannya kedalam halaman rumah Arie tersebut. Dan tanpa berpikir panjang, Faisal langsung mencoba mengetuk pintu rumah sambil mengucapkan salam, dan suatu kejutan sekali bagi Faisal, dimana orang yang membukakan pintu rumah itu adalah sosok seseorang yang ingin ia temui dan dimintai penjelasan.
“Faisal, kamu..??”
“Kenapa, Abang heran aku bisa kerumah?” tanya Faisal
“Ngak kok, kenapa tidak beritahu terlebih dahulu jika mau kerumah?”
“Emang aku ngak boleh main kerumah abang”
“Bukan begitu, cuma kaget saja”
“Jadi aku tidak dipersilakan masuk ini??”
“Silakan masuk” tegas Arie
Sungguh sesuatu yang sangat tidak disangka-sangka oleh Arie akan kedatangan Faisal kerumahnya, dan kebetulan sekali dirumah itu ia hanya tinggal sendiri, karena keluarga besarnya sedang pergi keluar kota. Dan setelah mempersilakan Faisal masuk kerumahnya, Faisal langsung berusaha bertanya kepada Arie akan perubahan sikap yang seakan menghindar darinya selama ini. tentu saja dengan cepat Arie mejawab bahwa semua itu tidak seperti yang dipikirkan oleh Faisal, walaupun jauh dalam lubuk hatinya berkata “ia masuh ragu akan ketulusan yang selama ini Faisal ucapkan menganggap bahwasanya dirinya sebagai abang angkatnya, karena setelah membaca karya tulis yang telah di buat Faisal beberapa waktu yang lalu.
Dan setelah melihat kesungguhan dari Faisal yang sangat merasa kehilangan setelah putusnya komunikasi diantara mereka, sehingga pada akhirnya Arie memberanikan diri untuk mengatakan alasannya telah menjauh dari Faisal yaitu setelah membaca tulisan yang telah dibuat oleh Faisal, dan ia merasa telah dimanfaatkan untuk sebuah kepentingan pribadi bagi Faisal yaitu berupa karya tulis.
“Jadi itu alasan kenapa abang menjauhi ku?” tanya Faisal
“Iya, abang rasa itu cukup kuat untuk membuktikan ketidaktulusan dari setiap apa yang telah kamu ucapkan selama ini dan jangan-jangan semua ini sengaja kamu ciptakan demi suksesnya tulisan atau novel kamu?”
“Maafin aku bang, jujur aku memang telah membuat tulisan atau novel itu dan abang sebagai objeknya, tapi itu awalnya, dan setelah aku terlalu jauh merasakan bukan lagi sekedar tokoh yang sedang aku mainkan, tapi lebih dari itu. Dimana aku merasa abang adalah sosok yang selama ini hilang dalam hidup ku. ”
“Aaahh sudahlah ini benar-benar buat abang tambah bingung, seperti abang tidak mengenal kamu lagi dan bukan Faisal yang abang kenal selama ini, dimana orangnya baik, tulus, pintar, dan pantang menyerah. Sekarang yang ada dalam pikiran abang hanyalah sebuah kebohongan yang sengaja kamu ciptakan demi mendapatkan hasil novel yang kamu inginkan. Bukankah itu termasuk kejahatan, dengan memanfaatkan orang lain demi kepentingan diri sendiri”
“Sekali lagi Faisal benar-benar minta maaf sama abang, dan sesungguhnya aku tidak bermaksud merusak hubungan persaudaraan kita”
“Hubungan persaudaraan kata kamu??, mana ada hubungan persaudaraan lahir dari sebuah kebohongan apalagi hanya dimanfaatkan sebagai objek tulisan kamu”
“Aku sadar telah salah sama abang, tapi kasih aku kesempatan untuk memperbaikinya, dan aku juga telah menyesal melakukan ini. Apalagi aku merasa ini bukan lagi suatu peran yang sedang dimainkan, melainkan perasaan kasih sayang pada seorang adik terhadap abangnya atau hubungan persaudaraan”
Mendengar penjelasan Faisal yang begitu panjang lebar membuat hati Arie luluh dan memaafkan atas sikap dan perbuatan yang telah dilakukan Faisal terhadapnya, namun dibalik itu sesungguhnya Arie seakan telah melihat kembali ketulusan yang terucap dari bibir Faisal dan telah mengakui kesalahannya. Dan pada akhirnya hubungan kakak adik itu kembali seperti semula, bahkan sudah selayaknya saudara kandung, hanya perbedaannya mereka tak terikat oleh aliran darah yang sama, namun ikatan persaudaraan itu terjalin atas nama kejujuran dan ketulusan yang memang lahir dari hati yang paling dalam.

Sekian……

0 komentar:

Posting Komentar